Kamis, 13 Februari 2014

drama tari thailand 'KHON'

 


Jika Indonesia memiliki seni pertunjukan wayang orang, maka Thailand memiliki Khon Seni Topeng yang menyerupai wayang orang.

Entah pertunjukan mana yang terispirasi mengingat ada banyak kemiripan antara wayang orang dan Khon baik dari segi busana maupun tarian, apalagi dramaturginya pun mengambil setting cerita yang sama, Ramakien (Ramayana). Saking mendalamnya bangsa Thai mendalami cerita Ramayana, bangsa Thailand menganggap cerita Ramayana tempat kejadiannya di Thailand. Disana ada bekas kerajaan Ayutthaya (Ayodhya) tempat tinggal Rama, tokoh sentral dari cerita Ramayana.

Cerita dari Drama Tari Topeng 'Khon' adalah bentuk tertinggi dari enam drama tari tradisional Thailand.

Sama seperti Wayang Orang, dalam drama Khon juga memiliki dua karakter yakni sisi baik dan sisi jahat. sisi baik diwakili oleh Rama dan saudaranya Laksmana berbusana pakaian ala ksatria berwarna perak dengan bahu ada hiasan melengkung seperti tanduk. Mahkota yang dikenakan mirip hiasan-hiasan candi yang ada di Thailand, meruncing ke atas menyerupai stupa. Yang membedakan sisi baik dan sisi jahat adalah pada mahkota dan pemakaian topeng Khon. Sisi jahat mahkotanya bergambar dua kepala raksasa yang bermuka hitam menyerupai topeng yang dikenakan pemainnya, serta memakai Khon (topeng).

Gamelan atau musik pengiring dalam drama Khon terdiri dari dua buah gamelan yang mirip gambang dalam gamelan Jawa dan satu yang menyerupai Bonang hanya bentuknya melingkar, satu gendang dan satu alat gesek mirip rebab dan alat tiup mirip seruling. Dan dua dalang, pria dan wanita yang menjadi penyampai cerita dan dialog. Suara dalang mendayu-dayu seperti seorang pendeta yang sedang merapalkan mantra.
Drama Khon hanya mengambil cerita dari “Ramakien” atau Ramayana. Cerita diawali ketika Rama, Laksmana dan Sinta sedang bercengkerama di hutan dandaka dan digoda oleh kijang emas yang ternyata penjelmaan dari raksasa Kota Longka (Alengka). Sinta diculik oleh Thotsakan (Rahwana) yang menjelma sebagai seorang pertapa miskin. Hanya dalam cerita versi Thai ini tidak ada Jatayu (burung raksasa) yang berusaha merebut Sinta dari tangan Rahwana (berarti orang Indonesia kreatif dalam meramu, membumbui cerita). Rama dibantu Hanoman dan pasukan kera menyerbu Alengka dan merebut kembali Sinta.
Dibandingkan dengan Khon, wayang orang yang pentas di Prambanan lebih bagus dari segi koreografi dan adegan perangnya. Tapi tidak salah kan menyaksikan wayang orang rasa Thailand sebagai khasanah pemahaman akan dunia seni. (J)

 Drama Tari Topeng Thailand

Drama Tari Topeng Thailand

Penari menampilkan salah satu adegan tari topeng Thailand 'KHON' dengan lakon penculikan Sita dan pertempuran kerajaan di Gedung Kesenian Jakarta, Jumat (1/10/2010). Pertunjukan yang diselenggarakan Kedutaan Besar Kerajaan Thailand dan Kementrian Kebudayaan Thailand itu untuk memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Thailand. KOMPAS/WISNU WIDIANTORO 

 Kedutaan Besar Kerajaan Thailand di Jakarta  bekerja sama dengan Kementrian Kebudayaan Thailand, akan menampilkan pertunjukan Drama Tari Topeng Thailand \Khon\ dengan lakon Penculikan Shinta dan Pertempuran Kerajaan.

sendra tari ramayana solo


 Sendratari Ramayana Solo (Surakarta) : Anoman, Garuda, Punokawan
Setiap bulan sekali bertepatan dengan malam bulan purnama di Taman Balekambang Surakarta diadakan sendratari Ramayana. Bulan ini lakon yang ditampilkan adalah "Anoman Obong". Penonton tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.

Asal muasal sendratari ramayana tak lepas dari kiprah para budayawan Keraton Surakarta. Adalah saat Menteri Pariwasata zaman Sukarno, KGPH Jati Kusuma dari Keraton Surakarta, hendak menampilkan suatu pertunjukan kolosal seperti layaknya negara-negara lain (Mesir dengan latar belakang Piramida, India dengan latar belakang Taj Mahal). Maka dibentuklah panitia untuk mewujudkan apa yang sekarang disebut "Senidratari" alias seni drama dan tari. Ketua penyelenggaranya adalah GPH Soerio Hamidjojo (seorang kerabat Keraton Surakarta yang juga seorang pejuang kemerdekaan). Sementara ketua teknisnya adalah seorang dokter bedah tulang, Prof. dr. Soeharso, yang sekarang namanya diabadikan untuk Rumah Sakit Ortopedi Pusat Rujukan Nasional, Solo. Pada tahun 1961 maka dipentaskanlah sendratari ramayana dengan latar Candi Prambanan yang bertahan hingga sekarang.

Sendratari lanjutannya dipentaskan tanggal 4 Mei pukul 8 malam di Taman Balekambang, Solo dengan lakon "Brubuh Alengka". :)


 Sendratari Ramayana Solo (Surakarta) : Anoman, Garuda, Punokawan
Setiap bulan sekali bertepatan dengan malam bulan purnama di Taman Balekambang Surakarta diadakan sendratari Ramayana. Bulan ini lakon yang ditampilkan adalah "Anoman Obong". Penonton tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.

Asal muasal sendratari ramayana tak lepas dari kiprah para budayawan Keraton Surakarta. Adalah saat Menteri Pariwasata zaman Sukarno, KGPH Jati Kusuma dari Keraton Surakarta, hendak menampilkan suatu pertunjukan kolosal seperti layaknya negara-negara lain (Mesir dengan latar belakang Piramida, India dengan latar belakang Taj Mahal). Maka dibentuklah panitia untuk mewujudkan apa yang sekarang disebut "Senidratari" alias seni drama dan tari. Ketua penyelenggaranya adalah GPH Soerio Hamidjojo (seorang kerabat Keraton Surakarta yang juga seorang pejuang kemerdekaan). Sementara ketua teknisnya adalah seorang dokter bedah tulang, Prof. dr. Soeharso, yang sekarang namanya diabadikan untuk Rumah Sakit Ortopedi Pusat Rujukan Nasional, Solo. Pada tahun 1961 maka dipentaskanlah sendratari ramayana dengan latar Candi Prambanan yang bertahan hingga sekarang.

Sendratari lanjutannya dipentaskan tanggal 4 Mei pukul 8 malam di Taman Balekambang, Solo dengan lakon "Brubuh Alengka". :)




Sendratari Ramayana Solo (Surakarta) : Anoman, Garuda, Punokawan
Setiap bulan sekali bertepatan dengan malam bulan purnama di Taman Balekambang Surakarta diadakan sendratari Ramayana. Bulan ini lakon yang ditampilkan adalah "Anoman Obong". Penonton tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.

Asal muasal sendratari ramayana tak lepas dari kiprah para budayawan Keraton Surakarta. Adalah saat Menteri Pariwasata zaman Sukarno, KGPH Jati Kusuma dari Keraton Surakarta, hendak menampilkan suatu pertunjukan kolosal seperti layaknya negara-negara lain (Mesir dengan latar belakang Piramida, India dengan latar belakang Taj Mahal). Maka dibentuklah panitia untuk mewujudkan apa yang sekarang disebut "Senidratari" alias seni drama dan tari. Ketua penyelenggaranya adalah GPH Soerio Hamidjojo (seorang kerabat Keraton Surakarta yang juga seorang pejuang kemerdekaan). Sementara ketua teknisnya adalah seorang dokter bedah tulang, Prof. dr. Soeharso, yang sekarang namanya diabadikan untuk Rumah Sakit Ortopedi Pusat Rujukan Nasional, Solo. Pada tahun 1961 maka dipentaskanlah sendratari ramayana dengan latar Candi Prambanan yang bertahan hingga sekarang.

Sendratari lanjutannya dipentaskan tanggal 4 Mei pukul 8 malam di Taman Balekambang, Solo dengan lakon "Brubuh Alengka". :)

drama tari denpasar



 


Drama Tari Kunti Sraya


Kiriman: Ida Bagus Gede Surya Peradantha, S.Sn., MSn., Alumni ISI Denpasar
 Seni Tari yang merupakan salah satu manifestasi dari kesenian Bali dalam realitasnya sangat berperan dalam kehidupan masyarakat. Kearifan yang dimiliki oleh agama Hindu membuat kehidupan seni tari menjadi eksis. Kalau diamati, peranan tari dalam kehidupan masyarakat Bali memiliki tiga fungsi utama yaitu: sebagai wali, bebali, dan balih-balihan.
         Seni dramatari tradisional dalam seni pertunjukan di Bali memang tidak pernah habis untuk dikupas dan dibahas. Hal ini terjadi karena saking banyaknya sumber cerita ataupun topik yang diangkat dan ditransformasikan ke dalam bentuk seni pertunjukan yang tentu saja dibalut dengan nilai-nilai estetika dan filsafat yang utuh. Sumber-sumber cerita tersebut dapat berasal dari babad, epos Ramayana maupun Mahabrata, mitologi maupun sumber sastra lainnya. Sebagai salah satu bentuk pertunjukan balih-balihan, dramatari sangat mengedepankan unsur keindahan, struktur dramatik yang jelas dan dibawakan dengan ekspresi jiwa yang kental. Di Bali sendiri, sudah terdapat banyak jenis dramatari seperti drama tari Arja, dramatari Topeng, dramatari Gambuh, dramatari Calonarang dan banyak pula berkembang dramatari kreasi baru yang diciptakan seniman-seniman muda. Namun, ada satu jenis dramatari yang cukup menarik minat penulis untuk menelitinya lebih jauh, yaitu dramatari Kuntisraya.
         Dramatari Kuntisraya adalah suatu jenis dramatari yang berkiblat ke dalam jenis Penyalonarangan. Sebagai salah satu contoh seni dramatari tradisional Bali, dramatari ini merupakan jenis pertunjukan yang cukup menarik untuk dikupas dan dicari nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Dari segi konsep penciptaan, terdapat beragam unsur seni pertunjukan yang disajikan dalam dramatari ini mulai unsur Pearjaan, Patopengan, Pegambuhan, Bebarongan dan Palegongan. Unsur-unsur tersebut dirangkai dan dipadukan dengan sangat cermat sehingga menghasilkan nuansa baru yang sangat fleksibel untuk dinikmati. Unsur cerita yang digunakan berasal dari epos Mahabrata yang sedari dulu tidak pernah habis unuk dijadikan sumber lakon. Tentu saja didalamnya pula terkandung beragam nilai dan perlu untuk dikupas lebih jauh.Ulasan kali ini ditujukan sebagai pengayaan ilmu pengetahuan di bidang seni pertunjukan, serta membuka wawasan tentang eksistensi dramatari tradsional di Bali pada umumnya.
      Cerita dramatari Kuntisraya berawal dari kisah dikutuknya Dewi Durgha Oleh Dewa Siwa. Pada saat ditugaskan mencari susu lembu, Dewi Durgha yang dahulunya adalah Dewi Uma yang amat cantik rupanya tidak jujur menyampaikan usahanya dala mencari susu lembu tersebut di dunia. Dewa Siwa yang sebenarnya tengah menguji kesetiaan Dewi Uma pun murka dan mengutuk istrinya tersebut menjadi Durgha dan kemudian turun ke dunia sebagai penguasa kematian. Dewa Siwa pun menyampaikan titah bila suatu saat dimana masa hukumannya telah berakhir, Dewi Durgha akan disucikan oleh seorang Ksatria sakti sehingga bisa kembali ke sorga mendampingi Dewa Siwa.
          Tersebutlah ketika perang Bharatayudha akan berlangsung, Sang Kalantaka dan Sang Kalanjaya yang merupakan prajurit Dewi Durgha bepihak kepada Duryodana dan akan membuat kekacauan di Indraprasta, kediaman Dewi Kunti beserta Panca Pandawa. Hal ini diketahui oleh Bhagawan Naradha, pendeta di Sorga dan keudian memberitahukannya kepada Dewi Kunti. Kunti sangat ketakutan dan mohon petunjuk pada Bhagawan Naradha. Beliau akhirnya menganugrahkan Dewi Kunti sebuah mantra untuk memanggil Dewi Durgha.
         Pada saat yang telah ditentukan, berangkatlah Dewi Kunti ke kuburan untuk memuja Dewi Durgha. Setelah mantra tersebut beliau ucapkan, datanglah Dewi Durgha. Dewi Durgha yang sudah mengetahui maksud dan tujuan kedatangan Dewi Kunti lalu meminta kurban seekor kambing merah ( dalam pementasan diubah menjadi babi ) ditambah dengan seorang putra Pandawa yang bernama sang Sahadewa. Dewi Kunti setelah mendengar permintaan Dewi Durgha merasa sangat keberatan namun tidak berani mengungkapkannya. Akhirnya ia mohon diri dari hadapan Dewi Durgha untuk pulang ke Indraprasta. Dewi Durgha mengetahui kegalauan hati Kunti. Maka dari itu, beliau menitahkan Kalika untuk merasuki pikiran Kunti agar ia mau menyerahkan anaknya sebagai tumbal. Kalika berhasil menjalankan misi itu dan melaoprkan keberhasilannya kepada Dewi Durgha.
         Diceritakan kemudian setelah sampai di Indraprasta, Dewi Kunti menyampaikan pesan ini kepada Sahadewa. Sahadewa tidak menolak dan menyanggupi permintaan Dewi Durgha. Berangkatlah Dewi Kunti beserta Sahadewa lengkap dengan hewan kurban lainnya. Sesampainya di kuburan, Dewi Durgha muncul dan memerintahkan Dewi Kunti untuk pulang. Sahadewa diikat pada Pohon Rangdu dan digoda oleh Kalika. Begitu Dewi Durgha hadir, beliau menyampaikan pemintaannya untuk disucikan menjadi Dewi Uma agar bisa kembali ke sorga. Permintaan tersebut ditolak oleh Sahadewa karena ia merasa pantang untuk menyucikan seorang dewa. Dewi Durgha marah dan menghunus pedang ingin membunuh Sahadewa.
      Kejadian ini diketahui oleh Bhagawan Cakru serta Bhagawan Naradha. Segeralah mereka melaporkan kejadian ini kepada Dewa Siwa. Dewa Siwa lalu merasuki tubuh Sahadewa dan berkata bahwa beliau bersedia menyucikan Dewi Durgha. Dewi Durgha mengurungkan niatnya dan berlutut menyerahkan diri pada Sahadewa. Akhirnya Dewi Durgha pun dapat kembali ke sorga sebagai Dewi Uma.

bahan tugas akhir drama tari seni tari smkn 10 bandung

 cerita legenda ciung wanara

Prabu Barma Wijaya Kusuma memerintah kerajaan Galuh yang sangat luas. Permaisurinya 2 orang. Yang pertama bernama Pohaci Naganingrum dan yang kedua bernama Dewi Pangrenyep. Keduanya sedang mengandung
Pada bulan ke-9 Dewi Pangrenyep melahirkan seorang putra. Raja sangat bersuka cita dan 

sang putra diberi nama Hariang Banga.

p1010990
 

Hariang Banga telah berusia 3 bulan, namun permaisuri Pohaci Naganingrum belum juga melahirkan. Khawatir kalau-kalau Pohaci melahirkan seorang putra yang nanti dapat merebut kasih sayang raja terhadap Hariang Banga, Dewi Pangrenyep bermaksud hendak mencelakakan putra Pohaci.
Setelah bulan ke-13 Pohaci pun melahirkan. Atas upaya Dewi Pangrenyep tak seorang dayang-dayang pun diperkenankan menolong Pohaci, melainkan Pangrenyep sendiri.
Dengan kelihaian Pangrenyep, putra Pohaci diganti dengan seekor anjing. Dikatakannya bahwa Pohaci telah melahirkan seekor anjing. Bayi Pohaci dimasukkannya dalam kandaga emas disertai telur ayam dan dihanyutkannya ke sungai Citandui.
Karena aib yang ditimbulkan Pohaci Naganingrum yang telah melahirkan seekor anjing, raja sangat murka dan menyuruh Si Lengser (pegawai istana) untuk membunuh Pohaci. Si Lengser tidak sampai hati melaksanakan perintah raja terhadap Pohaci, permaisuri junjungannya. Pohaci diantarkannya ke desa tempat kelahirannya, namun dilaporkannya telah dibunuh.
Adalah seorang Aki bersama istrinya, Nini Balangantrang, tinggal di desa Geger Sunten tanpa bertetangga. Sudah lama mereka menikah, tetapi belum dikarunia anak. Suatu malam Nini bermimpi kejatuhan bulan purnama. Mimpi itu diceritakannya kepada suami dan sang suami mengetahui takbir mimpi itu, bahwa mereka akan mendapat rezeki. Malam itu juga Aki pergi ke sungai membawa jala untuk menangkap ikan.
Betapa terkejut dan gembira ia mendapatkan kandaga emas yang berisi bayi beserta telur ayam, Mereka asuh bayi itu dengan sabar dan penuh kasih sayang. Telur ayam itu pun mereka tetaskan, mereka memeliharanya hingga menjadi seekor ayam jantan yang ajaib dan perkasa. Anak angkat ini mereka beri nama Ciung Wanara.
Setelah besar bertanyalah Ciung Wanara kepada ayah dan ibu angkatnya. Terus terang Aki dan Nini menceritakan tentang asal-usul Ciung Wanara. Setelah mendengar cerita ayah dan ibu angkatnya, tahulah Ciung Wanara akan dirinya.
Suatu hari Ciung Wanara pamit untuk menyabung ayamnya dengan ayam raja, karena didengarnya raja gemar menyabung ayam. Taruhannya ialah, bila ayam Ciung Wanara kalah ia rela mengorbankan nyawanya. Tetapi bila ayam raja kalah, raja harus bersedia mengangkatnya menjadi putra mahkota. Raja menerima dengan gembira tawaran tersebut.
Sebelum ayam berlaga, ayam Ciung Wanara berkokok dengan anehnya, melukiskan peristiwa benahun-tahun yang lampau tentang permaisuri yang dihukum mati dan kandaga emas yang berisi bayi yang dihanyutkan. Raja tidak menyadari hal itu, tetapi sebaliknya Si Lengser sangat terkesan akan hal itu.Bahkan ia menyadari sekarang Ciung Wanara yang ada di hadapannya adalah putra raja sendiri.
Setelah persabungan, ayam baginda kalah dan ayam Ciung Wanara menang. Raja menepati janji dan Ciung Wanara diangkat menjadi putra mahkota. Dalam pesta pengangkatan putra mahkota, raja membagi 2 kerajaan untuk Ciung Wanara dan Hariang Banga. Selesai pesta pengangkatan putra mahkota Si Lengser bercerita kepada raja tentang hal yang sesungguhnya mengenai permaisuri Pohaci Naganingrum dan Ciung Wanara.
Mendengar cerita ini raja memerintahkan pengawal agar Dewi Pehgrenyep ditangkap. Akibatnya timbul perkelahian antara Hariang Banga dengan Ciung Wanara. Tubuh Hariang Banga dilemparkan ke seberang sungai Cipamali yang sedang banjir besar. Sejak itulah kerajaan Galuh dibagi menjadi 2 bagian dengan batas sungai Cipamali. Di bagian barat diperintah oleh Hariang Banga. Orang-orangnya menyenangi kecapi dan menyenangi pantun. Sedangkan bagian timur diperintah oleh Ciung Wanara. Orang-orangnya menyenangi wayang kulit dan tembang. Kegemaran penduduk akan kesenian tersebut masih jelas dirasakan sampai sekarang

arjuna wihawa



 pengetahuan baru nihhhh :D , baca baca,

"Arjuna Wiwaha" Apresiasi warisan Luhur Budaya Bangsa


img












Posted: 02 Apr 2012
"Arjuna Wiwaha" Apresiasi warisan Luhur Budaya Bangsa
Djarum Apresiasi Budaya bekerja sama dengan Mirwan Suwarso dari MSP Entertainment kembali mempersembahkan pertunjukkan wayang multimedia dengan judul “Arujuna Wiwaha – Quest for Ultimate Power”. Pertunjukkan tersebut telah sukses dipentaskan pada hari Sabtu lalu (31/3) di The Hall, Senayan City.

Pertunjukkan “Arjuna Wiwaha” disajikan dengan inovasi artistik yang dapat diterima oleh generasi masa kini. Mirwan Suwarso sebelumnya telah sukses memberikan gebrakan dunia pertunjukan Indonesia melalui dua lakon “Jabang Tetuko” dan “Gatotkaca Jadi Raja” yang juga didukung penuh oleh Djarum Apresiasi Budaya. Ketiga pertunjukkan tersebut merupakan rangkaian Pagelaran Drama Sinema yang akan dipentaskan hingga akhir tahun 2012.

Pagelaran Arjuna Wiwaha disajikan dengan penggabungan unsur sinema, teater musikal, wayang kulit dan seni tari jawa bahkan dengan unsur balet dalam satu kesatuan pertunjukan  dan menampilkan talenta-talenta tidak hanya dari Indonesia namun juga dari luar negeri. Arjuna Wiwaha menampilkan pemain utama Volland Humonggio sebagai Arjuna; Marcella Zaliantiy sebagai Batari Supraba dan juga Max Morgan, seorang Indie rocker dari Amerika Serikat yang dikenal dengan lagu hit-nya ‘You Better Believe’. Max sendiri akan bermain sebagai Batara Guru. Selain sajian sinema, seni peran dan koreografi nan memukau, Arjuna Wiwaha juga akan dibalut sempurna oleh dukungan tata musik karya Aksan Sjuman dengan penggunaan alat musik modern maupun tradisional.

Arjuna Wiwaha sendiri menceritakan kisah perjalanan Arjuna untuk berjuang menyelamatkan kakaknya yaitu Yudhistira dari serangan naga dan bertapa mencari petunjuk dewa untuk menjawab kegelisahan hatinya agar mendapatkan ketenangan jiwa. Pertemuannya dengan Batara Guru menguji kerendahan hati Arjuna dengan memberikan tugas untuk membunuh raksasa Niwatakawaca. Adaptasi Mirwan ini salah satunya terinspirasi oleh kakawin Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa yang legendaris.

Dengan kehadiran Pagelaran Drama Sinema ini, semoga generasi muda lebih mengenal cerita-cerita wayang dan bisa memaknai filosofi agung dalam karakter serta tokoh-tokohnya. Dengan semakin maraknya kegiatan budaya tentunya dapat semakin meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap kekayaan dan keragaman budaya Indonesia. Mencintai budaya adalah wujud rasa bangga dan cinta kita terhadap Indonesia. Karena yang menyatukan bangsa adalah budaya. Cinta Budaya, Cinta Indonesia.

Kamis, 06 Februari 2014

drama tari



Negara Indonesia adalah Negara yang terkenal akan kekayaan alam dan kekayaan budayanya. Banyak 0rang-orang dari luar Indonesia mengakui dan mengagumi kekayaan Indonesia itu. Namun, yang paling menjadi primadona adalah kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam. Salah satunya adalah seni tari, seni tari itu sendiri memiliki banyak macam dan memiliki kekhasan disetiap wilayah di Nusantara.
            Salah satu jenis seni tari yang mulai terlupakan dan sedikit yang mengenalnya adalah Seni Drama Tari. Padahal kesenian ini adalah termasuk kesenian yang ada sejak jaman dahulu dan dapat dikatakan sebagai leluhur dari Seni Drama Tari yang ada saat ini. Memeng sekarang ini sudah banyak bermunculan seniman-seniman muda yang berkecimpung didalam Seni Drama Tari modern, namun tidak banyak yang mengenal Seni Drama Tari traditional. Ditambah lagi dengan , generasi muda yang kini sudah “anti” untuk menonton drama tari tradisional. Jika hanya menonton saja mereka tidak berminat, apalagi untuk mengenal dan melestarikan Seni Drama Tari tradisional
Oleh karena itu, kami ingin memperkenalkan Seni Drama Tari ini kepada para pembaca agar mereka lebih mengenal kesenian tersebut. Dengan begitu, Seni Drama Tari akan lebih dikenal dan dapat dilestarikan untuk menjaga warisan leluhur yang tidak ternilai harganya ini. Jika bukan kita sebagai generasi muda yang melestarikannya,maka anak cucu kita tidak akan pernah mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan kesenian leluhur kita ini.

  DRAMA TARI CITRARESMI LABUH PATI